-->

Featured Posts

AVIAX 5%

The newest ionophore against Eimeria maxima. An excellent option for anticoccidial rotation programs.



TRYPTOPHAN PADA LAYER: MENGURANGI STRES DAN AGRESIVITAS, TINGKATKAN PRODUKSI TELUR

L-Tryptophan termasuk dalam golongan asam amino esensial, dimana tubuh ayam tidak dapat memproduksi sendiri sehingga harus dipenuhi dari luar tubuh, salah satunya melalui konsumsi pakan.




MONIMAX (MONENSIN + NICARBAZINE)

Monimax (Monensin + Nicarbazine)
Reveal your hidden potential



BERANTAS AI HINGGA TUNTAS

Afluvet Hilow H5N1 + H9N2: Early, high, and cross protection
Harbindo AI PLUS: Long lasting immunity
Harbindo ND + AI H5N1: Premium adjuvant
Harbindo AI H5N1: Zero shedding



JELANG LEBARAN, KEMENTAN PASTIKAN PENGENDALIAN PMK TETAP BERJALAN

Pemeriksaan sapi oleh petugas di lapangan. (Foto: Istimewa)

Menjelang perayaan Idul Fitri, Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan pengendalian penyakit mulut dan kuku (PMK) tetap optimal di seluruh Indonesia. Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, meminta jajarannya tetap siaga.

Menurut Amran, timnya bergerak cepat dalam menangani penyebaran PMK. Pada saat tren kasus meningkat di awal tahun, Kementan mengalokasikan anggaran Rp 100 miliar untuk alokasi 4 juta dosis vaksin mengatasi wabah PMK.

“Begitu ada PMK, Rp 100 miliar langsung kami geser dan jutaan vaksin itu telah didistribusikan ke berbagai daerah di Indonesia. Alhamdulillah tren kasus PMK saat ini sudah melandai,” ungkap Mentan Amran, dalam keterangan persnya Rabu (26/3/2025).

Sementara itu, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan, Agung Suganda, menyatakan untuk memastikan pengendalian tetap optimal, timnya melakukan pemantauan harian rutin melalui portal Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional Terpadu (iSIKHNAS) untuk mengantisipasi lonjakan lalu lintas ternak di berbagai daerah menjelang Idul Fitri 1446 H.

Ia menambahkan, ternak yang baru tiba di lokasi tujuan biasanya mengalami penurunan daya tahan tubuh akibat kelelahan selama perjalanan. Kondisi ini membuat ternak rentan terserang penyakit, termasuk PMK.

“Ternak sakit yang tidak segera ditangani dapat menulari ternak lain dan merugikan peternak. Kami mengimbau peternak dan pelaku usaha untuk segera menghubungi petugas kesehatan hewan setempat jika menemukan ternak sakit, agar bisa segera ditangani,” kata Agung.

Untuk memastikan kasus PMK terus melandai, Kementan meningkatkan kapasitas epidemiologi petugas kesehatan hewan agar mampu melakukan deteksi dini, respons cepat, dan pengendalian PMK berbasis risiko. “Dengan sumber daya yang terbatas, strategi ini memungkinkan daerah untuk menerapkan kebijakan yang tepat guna mengantisipasi penyebaran PMK,” ucapnya.

Sebagai langkah pencegahan, Kementan telah melaksanakan Bulan Vaksinasi PMK pada Januari-Maret dan akan melanjutkan vaksinasi ulangan pada Juli-September. Hingga saat ini, capaian vaksinasi nasional yang bersumber dari APBN telah mencapai 1.078.189 dosis atau 68,10% dari distribusi 1.583.200 dosis. Sementara itu, vaksinasi yang bersumber dari APBD, hibah, CSR, feedlot, dan mandiri telah mencapai 607.462 dosis, sehingga total vaksinasi secara nasional mencapai 1.688.651 dosis.

“Angka ini masih terus bergerak karena petugas terus melakukan vaksinasi dan pelaporan melalui iSIKHNAS. Kami berharap bisa mencapai minimal 70%,” tambah Agung.

Direktur Kesehatan Hewan Kementan, Imron Suandy, menyatakan bahwa pihaknya telah mendistribusikan obat-obatan dan logistik pendukung ke berbagai daerah dalam mempercepat pengendalian PMK. Bantuan mencakup antibiotik, vitamin, analgesik, disinfektan, dan peralatan medis lainnya.

Berdasarkan evaluasi nasional per 24 Maret 2025, pelaksanaan vaksinasi PMK terus menunjukkan progres positif. Sebagian besar provinsi telah mencapai target vaksinasi di atas 60%, dengan beberapa daerah mencatatkan capaian di atas 80%.

“Kami pastikan ternak yang sakit tertangani dengan baik dan vaksinasi berjalan optimal guna mencegah penyebaran lebih luas,” ujar Imron.

Selain vaksinasi, pengendalian PMK juga dilakukan melalui pengawasan ketat lalu lintas hewan dan produk hewan, penerapan biosekuriti, penyediaan pakan berkualitas, serta pemeriksaan kesehatan hewan secara rutin. “Semua aspek harus diperhatikan secara berkelanjutan,” tegasnya.

Upaya strategis pemerintah dalam pengendalian PMK bertujuan untuk menjamin ketersediaan ternak yang aman dan sehat menjelang Idul Fitri 2025. Sistem pengawasan lalu lintas ternak yang ketat serta penggunaan aplikasi pemantauan yang diawasi Pejabat Otoritas Veteriner (POV) menjadi langkah utama mencegah penyebaran PMK antar wilayah.

“Kami mengharapkan dukungan dari semua pihak, termasuk peternak, pelaku usaha peternakan, dan masyarakat, agar upaya ini berhasil. Pastikan ternak sudah divaksin PMK dan memiliki sertifikat veteriner sebelum dilalulintaskan,” pungkasnya. (INF)

YEAMOS: PROFESSIONAL ENHANCED TOXIN BINDER INGREDIENT

YeaMOS: Professional Enhanced Toxin Binder Ingredient

• Adsorption and degradation of mycotoxins
• Ansure animal health and feed safety
• Reduce cost and improve mixing uniformity



INDUSTRI TELUR POLANDIA BANGKIT KEMBALI MESKI FLU BURUNG MELANDA

Pada Januari 2025, jumlah ayam petelur yang menetas di Polandia lebih tinggi dari tahun sebelumnya, ungkap Paweł Podstawka, presiden Federasi Nasional Peternak Unggas dan Produsen Telur. Pergeseran positif ini tercatat untuk pertama kalinya dalam hampir 2 tahun meski flu burung melanda seluruh negeri.

Podstawka melaporkan bahwa 3,2 juta ayam petelur menetas di peternakan unggas di Polandia pada Januari 2025, naik 8,6% dibandingkan dengan Januari 2024, saat angkanya mencapai 2,9 juta. Selama beberapa tahun terakhir, dinamika produksi mengalami penurunan yang cukup stabil. Sebagai perbandingan, pada Januari 2023, 3,3 juta ayam petelur menetas dan pada Januari 2022, 3,8 juta ekor.

Menurut Podstawka, tren penurunan berbalik pada bulan Januari untuk pertama kalinya sejak 2023. "Kami memiliki sinyal yang menunjukkan peningkatan jumlah ayam petelur di peternakan Polandia, yang memberikan peluang peningkatan pasokan telur," kata Podstawka, yang berharap bahwa peningkatan produksi akan membantu mengendalikan inflasi.

Namun, mungkin terlalu dini untuk merayakan berakhirnya krisis. Selama beberapa bulan terakhir, 6 juta ekor unggas dimusnahkan di Polandia, termasuk hampir 3 juta ekor ayam petelur, menurut perkiraannya. Pertumbuhan baru-baru ini dapat menjadi reaksi industri terhadap penurunan tajam populasi ayam petelur. Selain itu, mengingat kerugian yang sangat besar, mungkin perlu beberapa bulan bagi industri untuk kembali ke jumlah ayam petelur sebelum wabah baru-baru ini, kata Podstawka.

USDA NAIKKAN PERKIRAAN STOK GANDUM DI TENGAH PENURUNAN EKSPOR UE & KETEGANGAN PERDAGANGAN

Departemen Pertanian AS (USDA) telah menaikkan perkiraannya untuk stok gandum global pada musim 2024-25. Menurut laporan WASDE terbaru, alasan utama penyesuaian ini adalah panen gandum yang lebih besar di Australia, Argentina, dan Ukraina.

Produksi gandum global telah meningkat sebesar 3,4 juta ton menjadi 797,2 juta ton. Produksi gandum Australia telah direvisi naik sebesar 2,1 juta ton menjadi 34,1 juta ton, menjadikannya panen gandum terbesar ketiga di negara itu.

Panen gandum Argentina sekarang diperkirakan mencapai 18,5 juta ton, 0,8 juta ton lebih banyak dari yang diperkirakan sebelumnya pada bulan Februari. Produksi gandum Ukraina diproyeksikan mencapai 23,4 juta ton, meningkat 0,5 juta ton. Selain itu, stok awal yang lebih tinggi, seperti yang ada di Turki, telah berkontribusi pada peningkatan keseluruhan pasokan gandum.

Perdagangan gandum global diperkirakan turun 0,9 juta ton, menjadi 208,1 juta ton. Penurunan ini terutama disebabkan oleh berkurangnya ekspor dari UE, Rusia, dan AS. Ekspor gandum UE untuk musim saat ini diproyeksikan sebesar 27 juta ton, level terendah sejak 2018-19. Menurut USDA, ekspor UE telah turun sekitar 30% dibandingkan tahun sebelumnya. Alasan utama penurunan ini adalah panen yang buruk di Prancis, produsen gandum terbesar UE. Namun, negara-negara UE lainnya seperti Rumania dan Bulgaria telah meningkatkan pangsa ekspor UE mereka.

USDA memperkirakan perdagangan gandum global akan menurun. Perkiraan ini belum memperhitungkan tarif AS atas produk Kanada dan Meksiko, karena tarif tersebut telah ditangguhkan untuk sebagian besar produk pertanian hingga 2 April.

Perkiraan terbaru memperhitungkan tarif AS atas produk Tiongkok dan tarif pembalasan Tiongkok atas AS. Karena bea masuk Tiongkok, AS kini menghadapi tarif 15% untuk ekspor gandum, jagung, dan unggas, serta tarif 10% untuk kedelai, daging babi, daging sapi, dan buah.

USDA telah menurunkan perkiraan ekspor gandum untuk AS dan juga memperkirakan Tiongkok akan mengimpor 1,5 juta ton lebih sedikit gandum. Perkiraan impor gandum Tiongkok telah direvisi turun menjadi 6,5 juta ton, yang kurang dari setengah impornya pada tahun 2023-24.

Konsumsi gandum global diperkirakan akan meningkat sebesar 2,9 juta ton menjadi 806,7 juta ton. Meskipun demikian, stok akhir gandum global untuk tahun 2024-25 diproyeksikan akan meningkat sebesar 2,5 juta ton menjadi 260,1 juta ton. Meskipun ini lebih tinggi dari perkiraan Februari, ini tetap menjadi stok akhir global terendah sejak 2016-17.

PRODUKSI PAKAN RUSIA MENINGKAT PADA TAHUN 2024

Pada tahun 2024, produksi pakan Rusia naik menjadi 36,4 juta ton, menandai peningkatan 3,3% dari tahun sebelumnya, menurut layanan statistik negara Rusia, Rosstat. Pertumbuhan produksi berlanjut hingga kuartal keempat tahun 2024, dengan output mencapai 9,2 juta ton, mencerminkan peningkatan 3,3% dari tahun ke tahun. Namun, tidak ada data terpisah untuk pakan unggas, babi, atau ternak yang diberikan.

Seiring dengan peningkatan produksi, harga pakan juga mengalami pertumbuhan yang stabil. Feedlot, lembaga pemikir yang berbasis di Moskow, melaporkan kenaikan 9% dalam harga pakan rata-rata pada tahun 2024, mencapai Rub 23,5 ($0,26) per kg. Harga premix juga naik 9%, mencapai Rub 176 ($1,91) per kg. Sementara itu, harga konsentrat protein dan vitamin melonjak 68% menjadi Rub 47,2 ($0,51) per kg.

Di antara komponen pakan utama, harga tepung daging dan tulang meningkat 9%, mencapai Rub 55,4 ($0,60) per kg, dan harga tepung ikan melonjak 15%, mencapai Rub 142 ($1,54) per kg.

Perusahaan penggemukan memperkirakan bahwa produksi pakan Rusia akan mencapai 40 juta ton pada tahun 2025, mengutip proyeksi dari Persatuan Produsen Pakan Rusia.

KRISIS PAKAN DI IRAN: MASALAH PAJAK DAN PEMADAMAN LISTRIK MENGHAMBAT PRODUKSI PABRIK PAKAN

Kebijakan pajak yang tidak konsisten ditambah dengan pemadaman listrik yang terus-menerus telah menghambat produksi pabrik pakan di Iran, yang telah mencapai tingkat yang sangat rendah, menurut Mohammad Masoudi, CEO Union of Livestock, Poultry, and Aquatic Feed Cooperatives.

Sebagian besar pakan di Iran diproduksi oleh peternak unggas di dalam negeri, sebuah praktik yang telah menyebar luas karena para peternak berusaha untuk menurunkan biaya produksi, jelas Masoudi.

“Peternakan unggas dibebaskan dari beberapa pajak karena dianggap sebagai bagian dari sektor pertanian. Di sisi lain, pabrik pakan diklasifikasikan sebagai bagian dari sektor industri dan tidak menikmati keuntungan pajak yang sama,” ungkap Masoudi.

Selama beberapa tahun terakhir, pemerintah Iran telah membuat peternakan unggas memenuhi syarat untuk mendapatkan bantuan negara yang luas, tetapi peraturan ini juga telah memicu arus keluar investasi dari industri pakan.

Masoudi mengungkapkan bahwa industri pakan Iran mengalami pemanfaatan kapasitas yang sangat rendah. Sebanyak 866 pabrik pakan yang beroperasi di negara itu memproduksi sekitar 12 juta ton pakan tahun lalu, sementara total kapasitasnya mendekati 32 juta ton.

Produksi di pabrik pakan juga semakin terhambat oleh pemadaman listrik bergilir, yang terkait dengan krisis energi yang sedang berlangsung di Iran.

Perekonomian Iran telah menghadapi pemadaman listrik yang sering terjadi, terutama dalam beberapa bulan terakhir, karena negara itu menghadapi musim dingin yang keras dan berjuang untuk memenuhi permintaan energi. Pemerintah telah menerapkan pemadaman listrik bergilir untuk menghemat bahan bakar dan mengurangi ketergantungan pada mazut, minyak yang mengandung banyak polutan.

TIONGKOK MENINGKATKAN TINDAKAN PROTEKSIONIS TERHADAP PEMASOK UTAMA, TERMASUK BRASIL

Tiongkok telah meningkatkan tindakan proteksionis terhadap beberapa pemasok utamanya, termasuk Brasil, dalam beberapa waktu terakhir.

Setidaknya 4 perkembangan utama mendukung penilaian ini, yang menimbulkan kekhawatiran di kalangan eksportir Brasil, karena Tiongkok tetap menjadi pembeli daging dan biji-bijian Brasil terbesar.

Pada minggu kedua Januari, Administrasi Umum Bea Cukai Tiongkok (GACC) memblokir ekspor kedelai dari beberapa unit dari 5 perusahaan dagang utama yang beroperasi di Brasil. Embargo, yang terjadi antara 8 dan 14 Januari, memengaruhi perusahaan-perusahaan seperti Cargill, ADM, China da Terra Roxa, Olam Brasil, dan C.Vale.

Cargill, ADM, dan Olam berada di antara 10 pedagang biji-bijian terbesar secara global, masing-masing menempati posisi ke-1, ke-3, dan ke-9 pada tahun 2023. Bersama-sama, mereka menangani lebih dari $310 miliar tahun itu. Menurut komunikasi resmi, otoritas Tiongkok menemukan kiriman yang terkontaminasi bahan kimia, hama, atau serangga. Perusahaan yang terkena dampak belum mengomentari masalah tersebut.

RUSIA MEMPERLUAS EKSPOR PAKAN TERNAK KE ASIA TENGAH

Sibagro, salah satu perusahaan pertanian terkemuka di Rusia, telah meluncurkan rencana untuk memperluas ekspor pakan ternak dari pabrik pakan ternak Bogdanovisheskiy yang baru saja diakuisisi ke sejumlah republik di Asia Tengah.

Perusahaan ini sedang berupaya untuk meningkatkan produksi pabrik pakan ternak dari 330.000 ton menjadi 396.000 ton per tahun.

Sibagro telah mengekspor pakan ternak ke Kazakhstan dan Kirgistan, keduanya merupakan anggota Uni Ekonomi Eurasia, blok ekonomi yang dipimpin Rusia. Perluasan pabrik pakan ternak Bogdanovisheskiy akan membuka jalan bagi perusahaan untuk memulai penjualan ke Uzbekistan dan Tajikistan.

Di masa mendatang, Sibagro juga berencana untuk meluncurkan ekspor ke Mongolia dan Tiongkok.

Vladimir Stogniy, direktur Pabrik Pakan Bogdanovisheskiy, menyatakan bahwa pabrik pakan tersebut, salah satu yang terbesar di wilayah Rusia ini, memiliki peralatan canggih, yang memungkinkannya untuk memproduksi pakan dengan kualitas yang sangat diapresiasi oleh mitra asing.

PENYAKIT MULUT DAN KUKU (PMK) TERDETEKSI DI SEBUAH PETERNAKAN SAPI BESAR DI HUNGARIA

Pihak berwenang di Hungaria telah mengonfirmasi kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di sebuah peternakan dengan 1.400 sapi di Kisbajcs, sebuah kota di barat laut negara itu dekat perbatasan dengan Slovakia. Ini adalah kasus pertama PMK yang dilaporkan di negara itu dalam lebih dari 50 tahun, kata Kantor Keamanan Rantai Pangan Nasional (Nébih).

“Sebuah peternakan dengan 1.400 sapi menunjukkan gejala klasik Penyakit Mulut dan Kuku pada awal Maret,” menurut pernyataan Nébih. Setelah uji laboratorium mengonfirmasi keberadaan penyakit tersebut, kepala dokter hewan Hungaria memerintahkan penutupan peternakan, pemusnahan ternak, dan penyelidikan epidemiologi.

“Pemusnahan ternak dan pendeteksian sumber infeksi sedang berlangsung,” imbuh Nébih, seraya mencatat, “Untuk mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut, langkah-langkah resmi yang sangat ketat telah diberlakukan, termasuk larangan pergerakan spesies yang rentan dan produk-produknya.”

JERMAN DINYATAKAN BEBAS PMK

Pada 12 Maret 2025, Jerman telah memperoleh kembali statusnya 'bebas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) tanpa vaksinasi' untuk sebagian besar negara, dengan hanya zona penahanan kecil di Brandenburg yang masih dibatasi.

Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WOAH) kini secara resmi mengakui sebagian besar Jerman sebagai "bebas penyakit mulut dan kuku (PMK) tanpa vaksinasi". Keputusan ini didasarkan pada permintaan dari Kementerian Pangan dan Pertanian Federal Jerman (BMEL) untuk menetapkan zona penahanan di sekitar wabah PMK di Brandenburg, yang kini telah disetujui oleh WOAH.

Zona penahanan akan terus menerapkan langkah-langkah pengendalian PMK saat ini hingga setidaknya 11 April 2025. Ini termasuk pemantauan hewan yang rentan terhadap PMK. Wabah tersebut masih terbatas pada satu kasus pada kerbau di Brandenburg, yang secara resmi dikonfirmasi pada 10 Januari 2025. Menurut BMEL, berbagai upaya sedang dilakukan untuk mendapatkan kembali status bebas PMK untuk zona penahanan yang tersisa, yang memiliki radius 6 km.

Dalam surat kabar pertanian terkemuka Jerman Top Agrar, menteri pertanian federal Jerman Cem Özdemir mengomentari keputusan tersebut, “Status bebas yang diperoleh kembali mengirimkan sinyal yang jelas kepada mitra dagang kami. Konfirmasi resmi oleh WOAH merupakan dasar penting untuk diskusi kami dengan negara ketiga dan menguntungkan ekspor.”

AUSTRALIA TETAP MENJADI PRODUSEN SUSU YANG KOMPETITIF DARI SEGI BIAYA

Australia tetap menjadi salah satu produsen susu yang paling kompetitif dari segi biaya di antara kawasan pengekspor susu utama, meskipun biaya produksi susu global meningkat selama 5 tahun terakhir, menurut laporan Rabobank.

Laporan, ‘The cost of milk: dissecting milk production costs’, menyoroti peningkatan 14% dalam biaya produksi susu total rata-rata di 8 kawasan pengekspor utama – Argentina, Australia, Tiongkok, Irlandia, Selandia Baru, Belanda, California, dan Upper Midwest AS – yang setara dengan tambahan US$0,06 per liter antara tahun 2019 dan 2024. Lebih dari 70% dari peningkatan ini terjadi sejak tahun 2021.

Australia tetap menjadi salah satu produsen dengan biaya terendah, kedua setelah Selandia Baru, meskipun terjadi peningkatan biaya tenaga kerja yang signifikan. Negara ini juga secara konsisten mencapai margin harga susu kotor yang kuat sejak tahun 2019, bersama dengan Selandia Baru dan Belanda.

Analis pertanian senior Rabobank Emma Higgins mencatat bahwa kenaikan biaya produksi susu telah meluas. “Sebagian besar tekanan biaya berasal dari biaya operasional di lahan peternakan, bukan biaya tambahan seperti pembayaran utang, pajak, dan depresiasi.”

Higgins menjelaskan bahwa lonjakan biaya terbaru, yang dimulai pada tahun 2021, didorong oleh kombinasi faktor yang unik, termasuk gangguan rantai pasokan, biaya pengiriman yang tinggi, cuaca ekstrem, perang Ukraina, kenaikan harga energi, dan kenaikan biaya pakan dan pupuk. Pergeseran kebijakan moneter yang menanggapi inflasi akibat Covid semakin memperparah tantangan ini.

Pada tahun 2024, biaya mulai mereda di semua 8 wilayah, sehingga biaya produksi kembali sesuai dengan level tahun 2019. “Biaya pakan menjadi pendorong utama kenaikan biaya, dengan rata-rata tagihan pakan di 8 wilayah meningkat 19% sejak 2019,” kata Higgins.

Namun, peningkatan hasil panen dan kondisi cuaca yang baik pada tahun 2024 telah menyebabkan penurunan tagihan pakan, sementara biaya pupuk juga menurun karena pasokan yang stabil. Suku bunga yang lebih rendah di banyak wilayah semakin mengurangi tekanan keuangan.

Higgins menunjukkan bahwa struktur biaya bervariasi menurut wilayah. Sistem berbasis padang rumput di Australia, Selandia Baru, Belanda, dan Irlandia biasanya memiliki biaya pakan yang lebih rendah sebagai persentase dari total biaya. Sebaliknya, sistem intensif, seperti di Tiongkok dan AS, lebih mengandalkan pakan impor, sehingga biaya pakan menjadi bagian yang lebih besar dari keseluruhan biaya.

Biaya tenaga kerja telah melonjak di Australia, naik lebih dari 50% dalam mata uang lokal sejak 2021, kenaikan tertinggi di antara 8 wilayah. Sementara itu, Selandia Baru, Australia, dan Argentina menghadapi tekanan terbesar dari suku bunga yang tinggi. Meskipun Tiongkok tetap menjadi produsen susu berbiaya tertinggi, negara tersebut telah meningkatkan daya saing biayanya dalam beberapa tahun terakhir.

“Biaya pakan ternak mencakup lebih dari 60% dari total biaya produksi susu Tiongkok karena sangat bergantung pada pakan ternak impor. Namun, harga pakan ternak yang lebih rendah pada tahun 2023 dan 2024 – didorong oleh penurunan harga jagung dan kedelai hingga dua digit – telah membantu menurunkan biaya produksi,” kata Higgins.

Sejak 2019, Selandia Baru, Australia, dan Belanda secara konsisten menghasilkan arus kas tertinggi berdasarkan margin harga susu kotor (harga susu dikurangi biaya operasional). Wilayah-wilayah ini telah mempertahankan margin positif melalui siklus pasar dengan volatilitas yang lebih rendah dibandingkan dengan yang lain.

Higgins menekankan bahwa pasar susu akan terus mengalami volatilitas biaya dan harga. “Ketidakstabilan geopolitik, risiko inflasi, ketidakpastian ekonomi, variabilitas iklim, dan potensi penurunan perdagangan internasional akan membentuk masa depan sektor ini.”

Tiongkok diperkirakan akan tetap menjadi importir susu dalam jangka menengah. Namun, seiring dengan meningkatnya daya saing biaya dan meningkatnya pasokan susu dalam negeri, eksportir yang mengandalkan permintaan kuat dari Tiongkok mungkin menghadapi volatilitas harga yang lebih besar. Harga dasar Tiongkok yang lebih rendah dapat memengaruhi arbitrase harga impor, sehingga meningkatkan ketidakpastian keuangan bagi para peternak susu yang memasok eksportir ini.

VIETNAM: INDUSTRI PAKAN BERADA DI JALUR PERTUMBUHAN

Selama beberapa tahun terakhir, industri pakan Vietnam mengalami lonjakan investasi pada kapasitas baru, sebagaimana terungkap dalam laporan terbaru dari Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaan.

Pada tahun 2019, terdapat 261 pabrik yang beroperasi di negara tersebut dengan kapasitas gabungan sebesar 18,9 juta ton. Jumlah pabrik melonjak menjadi 294 pada tahun 2023, dan kapasitas gabungannya melampaui 20 juta ton, demikian laporan Kementerian.

Namun, negara tersebut masih sangat bergantung pada impor pakan. Menurut Kementerian, permintaan aktual di pasar kini mendekati 33 juta ton per tahun. Diperkirakan negara tersebut menghabiskan sekitar USD 3 miliar untuk membeli pakan dan bahan baku pakan dari luar negeri.

Pemerintah berharap ketergantungan impor akan berkurang dalam beberapa tahun mendatang. Berdasarkan Program Pengembangan Industri Pengolahan Pakan Ternak hingga 2030, produksi pakan industri dijadwalkan mencapai 24 hingga 25 juta ton pada 2025 dan 33 juta ton pada 2030.

Namun, masih belum terlihat apakah kesenjangan antara produksi dan permintaan akan menyempit, karena konsumsi pakan juga cenderung meningkat. Kementerian memperkirakan bahwa tingkat yang dicapai pada 2030 akan cukup untuk memenuhi hanya sekitar 70% dari permintaan domestik.

Selain itu, Kementerian mengindikasikan bahwa pangsa pakan yang diproduksi secara industri naik menjadi 75%, menandai transisi industri secara bertahap, karena pangsa peternakan yang mencampur pakan sendiri cenderung menurun.

WABAH FLU BURUNG DI EROPA GANGGU IMPOR TELUR TELUR RUSIA

Peternak unggas Rusia mengeluhkan kurangnya telur tetas akibat wabah flu burung baru-baru ini di Eropa yang telah mengganggu pasokan. Beberapa harapan disematkan pada pertumbuhan produksi persilangan Smena-9 lokal.

Beberapa peternak Rusia mengalami kesulitan karena kekacauan di pasar telur tetas Eropa. Produkty Pitaniye, perusahaan unggas yang berbasis di Kaliningrad, misalnya, terpaksa beralih ke impor telur dari Turki. Pada tahun-tahun sebelumnya, Produkty Pitaniye terutama mengimpor telur tetas dari Jerman, tetapi setelah wabah flu burung baru-baru ini, pemasoknya beralih untuk memenuhi permintaan hanya di pasar UE.

Pabrik unggas tersebut juga mengimpor telur tetas dari Hongaria dan Spanyol, tetapi jumlah yang tersedia tidak cukup untuk memenuhi permintaan perusahaan sepenuhnya. Peralihan dari Eropa ke Turki menimbulkan tantangan tertentu bagi Produkty Pitaniye, karena waktu pengiriman berubah dari 2 hari menjadi 2 minggu.

“Rutenya seperti ini: truk berpendingin menempuh perjalanan dari Turki ke Georgia, lalu ke Azerbaijan, menyeberangi perbatasan Rusia di St. Petersburg, lalu naik feri ke Kaliningrad,” ungkap perusahaan itu, seraya menambahkan bahwa logistik yang rumit juga menyebabkan kenaikan biaya yang tajam.

Sementara itu, produksi telur tetas Rusia mengalami penurunan dan investasi dalam industri ini anjlok pada tahun 2024, Dmitry Vlasenko, wakil kepala Kementerian Pertanian Rusia, mengungkapkan dalam sebuah konferensi industri pada bulan Februari 2025.

LITHUANIA DILANDA WABAH FLU BURUNG TERBESAR

Hampir 250.000 ekor unggas dimusnahkan di peternakan Vilkyčių paukštynas di bagian barat Lithuania sebagai akibat dari wabah flu burung terbesar di negara tersebut dalam beberapa tahun terakhir.

Otoritas veteriner di seluruh wilayah telah membunyikan bel peringatan, mendesak para peternak untuk memperketat langkah-langkah keamanan di fasilitas produksi mereka. Layanan Makanan dan Veteriner Lithuania mengeluarkan pernyataan, yang menyerukan para peternak unggas di negara tersebut untuk benar-benar mematuhi pedoman keselamatan dan melaporkan setiap kasus penyakit unggas yang mencurigakan kepada pejabat setempat.

Pernyataan serupa telah dikeluarkan oleh Departemen Makanan dan Veteriner Latvia. Pada tahun 2024, pejabat veteriner Latvia menguji 70 burung liar pada flu burung yang sangat patogen, dan hanya satu yang hasilnya positif. Flu burung diyakini masuk ke Lithuania dari negara tetangga Polandia, yang tengah berjuang melawan penyakit tersebut, Vaidotas Kjudulas, kepala dokter hewan dari Layanan Makanan dan Kedokteran Hewan Lithuania, menjelaskan dalam sebuah konferensi pers di Vilnius.

Sejak awal tahun, 14 wabah flu burung yang sangat patogen telah tercatat secara resmi di Polandia. Hingga akhir Januari, sekitar 16.000 ekor unggas dimusnahkan untuk menahan penyebaran penyakit tersebut.

Namun, Kjudulas mengatakan, skenario lain tentang bagaimana flu burung dapat masuk ke negara tersebut tidak boleh dikesampingkan sepenuhnya.

Peternak unggas Lithuania turun tangan untuk meyakinkan warga setempat bahwa meskipun terjadi wabah, unggas yang tersedia di pasaran masih aman.

Skirmantė Sokolovskienė, kepala departemen kontrol kualitas di Vilnius Poultry, produsen daging ayam pedaging terkemuka, mengatakan bahwa peternakan perusahaan di Vilnius merupakan operasi siklus tertutup, dengan kontrol ketat pada setiap tahap proses produksi.

“Ini berarti bahwa unggas-unggas tersebut hanya diberi makan biji-bijian yang dibeli dari petani Lithuania, anak-anak ayam ditetaskan di tempat penetasan mereka sendiri, dan daging unggas tersebut diolah di tempat itu sendiri,” kata Sokolovskienė, seraya menambahkan bahwa tidak ada kemungkinan produk yang terinfeksi tersebut akan sampai ke rak-rak toko di Lithuania.

BURUNG UNTA DI PETERNAKAN KANADA PULIH DARI FLU BURUNG, TIDAK ADA CULLING

Berkat badai media sosial dan putusan pengadilan pada menit terakhir, 400 burung unta yang menghadapi culling pada tanggal 1 Februari di sebuah peternakan di British Columbia masih hidup.

Sehari sebelum culling seharusnya dilakukan di Universal Ostrich Farms oleh Badan Pengawasan Makanan Kanada (CFIA), seorang hakim federal di Toronto, Ontario, memutuskan untuk menunda perintah culling sementara pemilik peternakan mencari tinjauan yudisial. Hakim Michael Battista menulis dalam keputusannya bahwa melanjutkan eutanasia pada tanggal 1 Februari sebelum masalah tersebut dapat diperiksa lebih lanjut "akan membuat pemohon menghadapi bahaya yang tidak dapat diperbaiki".

Kawanan burung unta itu telah menderita wabah flu burung. Sebagian besar telah pulih. Dokumen pengadilan menunjukkan 69 dari 450 burung unta di peternakan itu mati antara tanggal 15 Desember 2024 dan 15 Januari 2025 setelah menunjukkan gejala. CFIA telah mengeluarkan perintah culling pada tanggal 30 Desember setelah lembaga tersebut mengonfirmasi adanya flu burung pada 2 burung unta yang mati. Peternakan tersebut segera mengajukan pengecualian CFIA, tetapi lembaga tersebut menolaknya pada tanggal 10 Januari.

Sehari sebelum culling direncanakan pada tanggal 1 Februari, pengacara CFIA berpendapat di Toronto bahwa culling harus dilanjutkan karena flu burung dapat menyebar ke manusia dan burung unta yang berhasil diselamatkan masih menimbulkan risiko kesehatan masyarakat. Ia juga menyatakan bahwa ada risiko virus tersebut dapat bermutasi menjadi varian baru, bahkan pada hewan yang sehat.

Pemilik dan pendukung peternakan telah menggunakan banyak platform media sosial untuk meningkatkan kesadaran akan culling yang akan datang, dan untuk mencoba mencegahnya. Organisasi media independen Kanada yang terkenal, Rebel News, bahkan membuat situs web dengan banyak video dan juga menggalang dana untuk membantu burung unta dan pemiliknya menghindari culling.

INGGRIS: APLIKASI GRATIS MEMBANTU MEMERANGI PENYEBARAN FLU BURUNG

Produsen unggas di Inggris didesak untuk mengunduh aplikasi Livestock Protect untuk melacak penyebaran cepat flu burung dan memperkuat biosekuriti di peternakan karena kasus terus meningkat di seluruh Inggris. Tidak ada biaya untuk mengunduh aplikasi tersebut.

Aplikasi tersebut memberikan peringatan real time tentang risiko penyakit lokal dan panduan biosekuriti praktis, membantu peternak merespons wabah dengan cepat. Dengan zona pencegahan flu burung yang kini mencakup seluruh Inggris, tetap mendapatkan informasi menjadi sangat penting.

Neal Samet, manajer umum dan direktur Livetec, menjelaskan bahwa aplikasi Livestock Protect membekali peternak unggas dengan pengetahuan yang diperlukan untuk mematuhi peraturan pemerintah dan mengambil tindakan cepat untuk melindungi kawanan. Melalui kerja sama erat dengan profesional akademis, veteriner, dan industri, perusahaan tersebut bertujuan untuk membekali peternak dengan solusi untuk mengatasi ancaman biosekuriti dan berkontribusi pada sistem pangan yang tangguh dan aman.

Menurut Samet, aplikasi peringatan flu burung telah dikembangkan untuk mengirimkan pembaruan wabah dan zona waktu nyata langsung ke telepon pintar pengguna, yang memungkinkan pengambilan keputusan yang cepat dan terinformasi.

"Prioritas kami adalah memastikan setiap peternak unggas memiliki akses ke informasi yang paling akurat dan terkini untuk melindungi ternak mereka. Itulah sebabnya aplikasi ini dirancang untuk menyederhanakan proses pemberitahuan dan memastikan pengguna memiliki data dan panduan terkini di ujung jari mereka," kata Samet.

BERKAH RAMADAN, ASOHI SALURKAN BANTUAN

Momen foto bersama ASOHI bersama anak-anak Asrama Yatim dan Dhuafa Mizan Amanah. (Foto: Dok. Infovet)

Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) kembali melaksanakan kegiatan berbagi berkah pada bulan Ramadan dengan mengunjungi sekaligus memberikan bantuan dan santunan kepada anak-anak yatim piatu, pada Jumat (21/3/2025).

Bantuan dan santunan berupa pemberian telur sebagai sumber protein hewani, makanan ringan, alat tulis, serta uang tunai diberikan kepada sebanyak 33 orang anak-anak panti yang berada di Asrama Yatim dan Dhuafa Mizan Amanah, Jagakarsa, yang lokasinya tidak jauh dari kantor ASOHI.

Pada kesempatan tersebut, bantuan diberikan dari pengurus ASOHI Pusat yang diwakili oleh Wakil Ketua II ASOHI, Drh Harris Priyadi, didampingi oleh Sekretariat ASOHI di antaranya Eka Safitri, Nia, dan Achmad Febriyanto, yang diterima langsung oleh pengurus asrama.

Momen tersebut menjadi penting bagi ASOHI karena bisa berbagi kebahagiaan dengan anak-anak yatim dan dhuafa di Mizan Amanah. Kegiatan ini juga menjadi agenda rutin setiap tahun sebagai bentuk rasa syukur yang dapat terus berlangsung di masa mendatang dan menjadi keberkahan bagi ASOHI. (INF)

PRANCIS MENYERUKAN SATU RENCANA UNTUK MELAWAN PENYAKIT TERNAK

Prancis bermaksud untuk bekerja pada pendekatan yang lebih terkoordinasi terhadap kesehatan hewan. Sasarannya ada dua – Prancis tidak boleh hanya menargetkan epidemi yang sedang terjadi, tetapi juga harus mencegah penyakit baru masuk ke negara tersebut.

Rencana tersebut diajukan oleh Annie Genevard, menteri pertanian, kedaulatan pangan, dan kehutanan Prancis. Dalam beberapa tahun terakhir, negara tersebut telah menghadapi berbagai wabah virus pada unggas, sapi, dan domba, dan secara geografis, Demam Babi Afrika (ASF) sudah di depan mata.

Ide menteri tersebut adalah untuk mengatur kontrak dengan serikat ternak utama untuk menyepakati siapa yang mengurus apa, siapa yang membayar apa dan kapan serta siapa yang melakukan pekerjaan sebenarnya di lapangan jika terjadi wabah penyakit. Elemen-elemen penting adalah penguatan pengawasan pertanian dan biosekuriti, organisasi vaksinasi preventif serta evaluasi solusi inovatif baru.

“Dengan memperbaiki langkah-langkah tersebut secara bersama-sama di awal, negara secara keseluruhan dapat memerangi epidemi saat ini dengan lebih efisien dan cepat, tetapi juga mencegah ancaman baru,” katanya, seraya menambahkan, “Saya tahu saya dapat mengandalkan semua pihak yang terlibat untuk membangun sistem kesehatan hewan yang ambisius dan tangguh bersama-sama. Epidemi tidak mengenal batas, kita harus membangun sistem Prancis yang inovatif dan pada saat yang sama memperluas pendekatan strategis ini ke seluruh Uni Eropa.”

Sejauh ini, pendekatan penyakit sering kali relatif ad hoc di Prancis. Sering kali, segera setelah penyakit baru muncul, pihak berwenang cenderung mengamati situasi terlebih dahulu dan kemudian memutuskan untuk memesan sejumlah besar vaksin untuk kampanye vaksinasi. Pertanyaan tentang siapa yang harus melakukan vaksinasi dan bagaimana cara mengaturnya sering kali tidak terjawab. Akibatnya, memerangi penyakit sering kali menghabiskan biaya ratusan juta euro.

 

WORKSHOP NASIONAL SURVEILANS DAN DIAGNOSTIK PENGENDALIAN SALMONELLA

National Workshop on Surveillance and Diagnostic Salmonella Control. (Foto: Dok. Infovet)

Bertempat di Hotel Tentrem Alam Sutera, Senin (17/3/2025), Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) didukung oleh Elanco, dan bekerja sama dengan Infovet, menyelenggarakan National Workshop on Surveillance and Diagnostic Salmonella Control.

Workshop diawali dengan sambutan dari Kepala BBPMSOH Drh Hasan Abdullah Sanyata yang mewakili Direktur Kesehatan Hewan dan Ketua Umum ASOHI Drh Irawati Fari, serta dihadiri ratusan peserta yang terdiri dari instansi pemerintah terkait, perusahaan, dokter hewan, dan peserta lainnya, dengan menghadirkan narasumber kompeten di bidangnya. Pada sesi seminar, pemaparan disampaikan oleh Drh Nurhayati MSc dari Direktorat Kesehatan Hewan, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) mengenai Sosialisasi Petunjuk Teknis Surveilans Penyakit Pullorum dan Salmonella Enteritidis.

Dalam paparannya ia menyampaikan beberapa peraturan pemerintah salah satunya Kepdirjen 9488/Kpts/Pk.320/F/08/2024 tentang petunjuk teknis penyakit pullorum yang memberikan pedoman untuk pelaksanaan surveilans bebas penyakit pullorum serta upaya pencegahan dan pengendaliannya di unit usaha pembibitan unggas.

Kemudian Kepdirjen 9487/Kpts/Pk.320/F/08/2024 tentang Salmonella enteridis yang bertujuan sebagai panduan untuk pelaksanaan surveilans tidak ditemukannya agen penyakit Salmonella enteridis di peternakan unggas, meningkatkan upaya pencegahan dan pengendaliannya di unit usaha pembibitan/budi daya unggas, serta menjadi menjadi dasar dalam pemberian Surat Keterangan Tidak Ditemukannya Agen Salmonella enteridis dan panduan bagi BBVet/BVet dalam melaksanakan surveilans.

Sebab saat ini isu keamanan pangan menjadi perbincangan hangat, dimana mewajibkan setiap unit usaha yang akan melakukan ekspor produk peternakan harus bebas dari salmonella. Hal itu juga disampaikan oleh Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner, Ditjen PKH, Dr Drh Nuryani Zainuddin MSi, bahwa pasar ekspor mengharuskan pemenuhan standar tinggi keamanan pangan, persyaratan dari organisasi internasional (WOAH, CODEX, dan lainnya) termasuk pengendalian salmonella dan regulasi ketat negara tujuan.

Adapun penjaminan keamanan produk peternakan di Indonesia dengan konsep dasar safe from farm to fork, menuntut para unit usaha termasuk peternak, tempat pemotongan, pengolahan, transportasi, distributor/retailer, harus menerapkan cara produksi/distribusi yang baik (GMP/GFP), menerapkan kesejahteraan hewan, biosekuriti, sertifikasi Nomor Kontrol Veterniner (NKV), registrasi produk, surveilans residu dan cemaran mikroba, pengawasan pemerintah, hingga edukasi keamanan pangan agar produk hasil unggas yang dikonsumsi masyarakat aman, termasuk untuk pasar ekspor.

Nuryani juga mengemukakan, tujuan ekspor produk unggas bisa meningkatkan nilai produk yang dihasilkan, serta menjaga keseimbangan supply-demand (menstabilkan produksi), hingga membantu stabilisasi harga di pasar lokal dan global dengan tujuan meningkatkan pendapatan nasional.

“Menfaat ekspor di antaranya juga menciptakan lapangan kerja, penguatan sektor pertanian dimana meningkatnya efisiensi dan produktivitas, serta mendorong pembangunan infrastruktur, sebab untuk memenuhi persyaratan negara tujuan sering kali perlu mengembangkan fasilitas pengolahan yang lebih baik dengan sistem distribusi yang efisien,” jelasnya.

Pada kesempatan tersebut, narasumber lainnya yakni Global Food Safety Consultant Elanco, Dr Med Vet MRCVS Doris Mueller, turut memaparkan materi diagnostik salmonella, di antaranya metodologi pengambilan sampel dan jadwal pemantauan salmonella, keberhasilan program pemantauan salmonella di Eropa, pengujian sampel, metode pengujian alternatif, hingga pemberian vaksinasi salmonella.

Kunjungan ke BBVet Wates. (Foto: Dok. Infovet)

Usai pemaparan materi seminar, workshop dilanjutkan dengan diskusi tanya-jawab antara narasumber dan peserta yang berjalan dinamis, dan diakhiri dengan buka puasa bersama. Workshop yang sama juga akan dilaksanakan pada hari berikutnya dengan mengunjungi BBVet Wates, Yogyakarta. (INF)

INDO LIVESTOCK 2025 EXPO & FORUM PERLUAS RELASI DAN BISNIS DI BANGKOK

Kunjungan tim Indo Livestock ke Bangkok menjadi momen penting untuk memperkenalkan Indo Livestock 2025 Expo & Forum serta Indonesia di kancah internasional. (Foto: Istimewa)

Bangkok, (12/3/2025), pameran dan forum industri inovasi, teknologi modern, dan kerja sama bisnis bidang peternakan, pengolahan hasil ternak, dan kesehatan hewan ternak ke- 18, Indo Livestock 2025 Expo & Forum mengunjungi pameran peternakan di IMPACT Exhibition Center, Bangkok, Thailand pada 12-14 Maret 2025, sebagai bagian dari upaya memperkuat kolaborasi global dan mempromosikan potensi besar sektor peternakan, pakan ternak, pengolahan susu, dan pertanian Indonesia di kancah internasional.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia secara kumulatif pada periode Januari-Desember 2024 mencapai USD 264,70 miliar atau naik 2,29% dibanding periode yang sama di 2023. Sementara itu, ekspor kumulatif non-migas mencapai USD 248,83 miliar atau naik 2,46%.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, Agung Suganda, juga menyampaikan bahwa produksi daging ayam nasional pada 2024 tercatat mencapai 3,84 juta ton, melebihi kebutuhan domestik sebesar 3,72 juta ton. Surplus ini menegaskan bahwa Indonesia tidak hanya mandiri dalam sektor pangan unggas, tetapi juga siap menjadi salah satu negara penyokong kebutuhan pangan global.

Kunjungan tim Indo Livestock 2025 ke Bangkok, menjadi momen penting untuk memperkenalkan Indo Livestock 2025 Expo & Forum serta Indonesia di kancah internasional, sehingga diharapkan para pelaku di sektor peternakan, pakan ternak, pengolahan susu, dan kesehatan hewan dapat merasakan manfaat dari penyelenggaraan Indo Livestock sebagai pameran internasional yang terdepan di Asia Tenggara.

Indo Livestock diselenggarakan bersamaan dengan Indo Feed, Indo Dairy, Indo Agrotech, Indo Vet, dan Indo Fisheries 2025 Expo & Forum, pameran ini akan diselenggarakan pada 2-4 Juli di Grand City Convex (GCC), Surabaya.

Indo Livestock 2025 Expo & Forum diharapkan menjadi titik pertemuan bagi para ahli dan pebisnis dari seluruh penjuru dunia, bersatu untuk mengeksplorasi, berinovasi, dan mengembangkan industri peternakan, pakan ternak, pengolahan susu, pertanian, kesehatan hewan, alat-alat kedokteran hewan, perikanan, dan akuakultur.

Akan ada lebih dari 300 peserta dari 30 negara, 10 paviliun negara, dan 15.000 pengunjung diharapkan dapat berpartisipasi dan meramaikan Indo Livestock 2025 Expo & Forum yang akan diselenggarakan selama tiga hari. (INF)

PERKUAT POPULASI, 1.250 SAPI PERAH KEMBALI DIDATANGKAN

Kedatangan 1.250 ekor sapi perah dengan usia kebuntingan 3-5 bulan di Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi. (Foto: Istimewa)

Sebanyak 1.250 ekor sapi perah asal Australia jenis Frisian Holstein (FH) dengan usia kebuntingan 3-5 bulan tiba di Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi, pada Minggu (9/3/2025).

Kedatangan sapi perah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah mendorong investasi untuk memperkuat populasi sapi perah nasional dan meningkatkan produksi susu segar.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian, Agung Suganda, menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan berbasis produk susu.

“Penambahan sapi perah ini adalah langkah konkret untuk meningkatkan produksi susu nasional dan mendukung program pangan bergizi bagi masyarakat. Dengan bertambahnya populasi sapi perah berkualitas, diharapkan dapat meningkatkan produksi susu segar dalam negeri dan mengurangi ketergantungan impor produk olahan susu,” ujar Agung dalam sambungan online secara langsung.

Kedatangan sapi ini juga sejalan dengan peta pengembangan sapi perah nasional yang melibatkan pemerintah dan sektor swasta. Dua perusahaan peternakan sapi perah swasta berkontribusi dalam importasi ini, yaitu PT Bumi Rojokoyo Banyuwangi yang mendatangkan 550 ekor sapi, sehingga total populasi sapi perah mereka mencapai 2.500 ekor, serta PT Bumi Ki Ronggo Joyo Bondowoso yang menambah 700 ekor sapi, menjadikan total populasi mereka mencapai 3.000 ekor.

Peningkatan populasi sapi perah ini diharapkan dapat memperkuat pasokan susu segar bagi industri pengolahan susu (IPS) serta mendukung keberlanjutan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Selain itu, kualitas susu yang dihasilkan juga diharapkan meningkat, mengingat sapi yang didatangkan merupakan bibit unggul dengan produktivitas tinggi.

Sementara itu, Direkur Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Imron Suandy, memastikan seluruh sapi perah yang diimpor telah melewati prosedur karantina dan pemeriksaan kesehatan ketat sebelum dan setelah tiba di Indonesia. Hal ini dilakukan untuk memastikan keamanan dan kesehatan ternak sebelum didistribusikan ke peternakan mitra.

Importasi sapi perah masih akan berlanjut, pada Juni 2025 mendatang, importasi bibit sapi perah tahap ketiga akan kembali dilakukan dengan jumlah yang sama, yakni 1.250 ekor. (INF)

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer