-->

Broiler kian BERUBAH, bagaimana Manajemennya???

Secara nyata sifat ayam pedaging menurun atau berubah. Kondisi ideal atau keadaan yang tanpa kendala merupakan hal yang tidak mudah ditemui. Maka banyak faktor yang harus diperhatikan agar pertumbuhan ayam pedaging optimal. Tidak bisa dengan memakai manajemen peternak masa sebelumnya, manajemen di kandang menuntut peternak selalu menemukan hal yang baru dan lebih baik.

Technical Support di Tim Marketing PT Sierad Produce Tbk Sidoarjo Drh Mulyanto menyatakan penampilan ayam pedaging sudah berubah seiring dengan kemajuan rekayasa genetika yang diterapkan untuk mencipta bibit ayam pedaging unggul. Pendeknya, ayam pedaging modern telah menjadi hasil rekayasa genetika dengan tingkat pertumbuhan tubuh yang cepat.

Dari tahun ke tahun sifat ayam pedaging terus menyesuaikan perubahan ini. Guna mengoptimalkan kemampuan produksi ayam pedaging ini, sayangnya telah mengorbankan bagian lain, seperti sistem kekebalan tubuh. “Sistem imunologi akan dikorbankan,” kata Drh Mulyanto yang alumnus FKH Unair ini.

PETERNAK HARUS ‘IMPROVE’

“Peternak harus selalu ‘improve’, menyesuaikan dan sampai mendapatkan kecocokan dengan kondisi terbaru,” ujar Drh Mulyanto. Kalau perusahaan pembibitan menetapkan standar-standar tertentu dalam pemeliharaan ayam sesuai dengan masa-masa hidupnya seperti awal pemeliharaan, masa pertumbuhan dan masa panen, penerapan di lapangan, “Lebih membutuhkan kemampuan manajerial dari peternak,” tegasnya.

Lebih baik pada aplikasi di lapangan ini berarti peternak lebih disiplin. Di sisi lain hal ini butuh biaya yang berarti segala penyesuaian di lapangan butuh dana tambahan. Soal penyesuaian di lapangan ini, di antaranya adalah kondisi kandang dan lingkungan kandang yang berpengaruh sebesar 70 persen bagi keseluruhan pemeliharaan hingga produksi atau panen.

Hanya dengan cara ‘improve’ yang berarti memperbaiki, memajukan, mengembangkan, memanfaatkan semua hal yang baik guna perbaikan dan pengembangan seperti yang demikian, peternak dapat mengimbangi upaya-upaya perbaikan genetik ayam pedaging yang telah dilakukan para ahli guna menghasilkan produksi terbaik. (selengkapnya baca majalah infovet edisi 193/Agustus 2010)

MANAJEMEN PEMELIHARAAN AYAM PEDAGING DARI A-Z

Karena sekarang genetik ayam pedaging dipaksa harus tumbuh sesuai dengan keinginan peternak, mau tak mau kita jangan memberi fasilitas yang tidak memadai. Fasilitas harus memadai, antara lain, bibit sudah bagus, pakan harus bagus, dan manajemen juga harus bagus. Semua merupakan benang merah tebal, yang patut dipegang keteguhannya dalam manajemen pemeliharaan ayam pedaging dari A-Z.

Adalah Drh A Syaiful Hadi Research & Development PT Sierad Produce Tbk Sidoarjo yang menegaskan kembali tentang kondisi terkini ayam pedaging. Menurutnya, ayam pedaging modern mengalami perkembangan yang sangat signifikan dibanding masa sebelumnya.

Ambillah salah satu tolok ukurnya adalah angka konversi pakan (FCR, Feed Conversion Rate) alias angka daya kecernaan pakan. Diungkap oleh Drh Syaiful Hadi, FCR ayam pedaging yang dulu 2,2 kemudian menjadi 2,1, selanjutnya menjadi 1,9 bahkan saat ini mencapai 1,7. Perkembangan yang sangat drastis di bidang angka kecernakan pakan.

Pertumbuhan ayam pedaging yang berkembang dengan cepat sendiri memang selalu membutuhkan kecukupan zat gizi. Namun sebaliknya, bila zat gizi untuk pembentukan otot dan tulang tidak terpenuhi niscaya akan muncul gejala-gejala kelumpuhan. Maka, perubahan angka kecukupan beberapa mineral dan vitamin selalu mesti diperhatikan. Tak mengherankan, perusahaan pembibitan selalu membuat pencatatan pemberian pakan dan hasilnya pada penampilan ayam, untuk perbandingan penampilan ayam dengan standar penampilan ayam pedaging yang ada.

Manajemen pemeliharaan ayam pedaging dari A-Z berarti manajemen pemeliharaan dari masa DOC dalam pemanasan atau pengindukan buatan sampai masa panen. “Sebaik-baiknya kualitas DOC maupun pakan jika tidak disertai dengan manajemen pemeliharaan yang baik maka penampilan yang dicapai akan tidak optimal dan maksimal,” tegas Drh A Syaiful Hadi.(selengkapnya baca majalah infovet edisi 193/Agustus 2010)


BERHASIL DI PEMELIHARAAN AYAM PEDAGING DENGAN STRATEGI 4-4-3

Empat kunci sukses yang dimaksud adalah indikator bagi indeks prestasi pemeliharaan ayam pedaging yang baik yaitu bila angka konversi pakan (FCR) rendah, berat badan bagus, umur panen pendek, dan kematian kecil. Sementara 4 elemen strategis itu adalah bibit DOC (Day Old Chicken) yang baik, pola manajemen yang terukur dan teratur, pola pakan yang baik, dan program medikasi yang produktif. Ditambah lagi perhatian ekstra untuk 3 fase kritis kehidupan broiler yaitu fase saat ayam umur 0-12 hari, 12-21 hari dan 21 hari sampai panen.

Demikian diungkapkan Aria Bimateja SPt Sales Supervisor PT Sierad Produce Area Pare Kediri Jawa Timur saat ditemui Infovet disela customer gathering Sierad di Blitar.
Menurut Bima, demikian ia akrab disapa, kunci utama kesuksesan peternakan ayam pedaging ditunjukkan oleh kesuksesan di Indeks Prestasi atau Indeks Penampilan (Index Performance, IP). IP yang baik ini ditunjukkan oleh 4 indikator sebagai tolok ukur kesuksesan. 4 indikator bagi IP yang baik adalah bila angka konversi pakan (Feed Conversion Ratio, FCR) rendah, berat badan bagus, umur panen pendek, dan kematian kecil.

“Bagaimana mencapai 4 hal indikator itu semua secara baik? Dibutuhkan 4 elemen strategis,” ujar pria kelahiran 15 Desember 1980 ini. Menurutnya 4 elemen yang strategis itu adalah bibit DOC yang baik, pola manajemen yang terukur dan teratur, pola pakan yang baik, dan program medikasi yang produktif.

Aria Bimateja SPt memberi jaminan bila 4 elemen strategis tersebut dipenuhi secara disiplin, niscaya masalah penyakit ini dapat dieliminir, tertanggulangi dan dicegah. Dan lebih dari itu, 4 kunci sukses pemeliharaan ayam pedaging dapat dipenuhi guna produksi terbaik.


Selengkapnya mengenai materi pembahasan diatas silahkan baca majalah infovet edisi 193/Agustus 2010, info pemesanan dan berlangganan klik disini

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer